Gaza tak henti-hentinya mendapat
serangan udara dari israel. Serangan udara ini menyebabkan sejumlah dewasa
hingga anak-anak tewas dan menjadi korban luka. Tak sedikit negara-negara luar
yang gelisah melihat kondisi perkembangan Gaza, khususnya Indonesia. Berbagai bantuan kemanusiaan rakyat Indonesia
untuk rakyat Gaza pun telah disalurkan. Kepedulian rakyat Indonesia juga
ditunjukkan pada beberapa postingan di sosial media yang biasanya berisi update
informasi terbaru mengenai Gaza maupun doa-doa yang dipanjatkan agar kondisi
Gaza semakin membaik.
Meskipun
kenyataannya Gaza menghadapi situasi yang kian mencekam. Namun, rakyat Gaza
tetap shalat diantara reruntuhan bangunan. Situasi memprihatinkan ini juga
terlihat dari banyaknya rakyat Gaza yang mencari tempat perlindungan di
sekolah-sekolah akibat rumah yang hancur, orang-orang kehabisan makanan, dan
kekurangan air bersih juga menjadi persoalan.
Ternyata
duka Gaza ini membawa hidayah tersendiri bagi umat Kristiani di Kota Gaza, solidaritas
umat kristiani ini terlihat ketika menawarkan perlindungan bagi rakyat Gaza
untuk shalat di gereja kristen. Begitupun pada saat Ramadhan lalu, umat
Kristiani menghargai rakyat Gaza yang sedang berpuasa dengan tidak makan atau
minum dihadapannya. Selain itu, berbagai bala bantuan juga berdatangan dari non
muslim di luar Gaza. Sampai saat ini Gaza masih dirundung duka, namun duka Gaza
adalah duka semua agama.
Ada
hal yang menarik ketika menyimak satu persatu berita dari Gaza, yaitu melihat
rakyat Gaza menerima serangan ini sebagai ujian sehingga tetap tenang dan
bertahan dalam situasi tersebut. Mungkin, bagi sebagian orang yang tak kuat
menghadapi ujian yang diberikan bisa saja malah menghindar atau melarikan diri.
Lain halnya terjadi pada rakyat Gaza yang menyikapinya seolah ujian ini memang
harus terjadi. Rakyat Gaza memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah senantiasa
bersama mereka.
Dalam kondisi dan situasi yang terhimpitpun mereka senantiasa beribadah, bahkan berlomba-lomba menghafal Alqur’an. Sungguh ada haru yang menyeruak kala melihat tayangan televisi dimana anak-anak gaza tidak cengeng dan putus asa, mereka malah ceria dan bersemangat sekali menghafal Al-qur’an. Rupanya kecintaan pada Allah telah mengikat hari-hari anak-anak ini dan rakyat Gaza tentunya !
Dalam kondisi dan situasi yang terhimpitpun mereka senantiasa beribadah, bahkan berlomba-lomba menghafal Alqur’an. Sungguh ada haru yang menyeruak kala melihat tayangan televisi dimana anak-anak gaza tidak cengeng dan putus asa, mereka malah ceria dan bersemangat sekali menghafal Al-qur’an. Rupanya kecintaan pada Allah telah mengikat hari-hari anak-anak ini dan rakyat Gaza tentunya !
Subhanallah,
Kalau boleh cerita nih, saat menulis ini jujur saya sangat sedih dan malu.
Sedih kenapa? Laah wong baru sempat menuliskan apa yang udah lama mengganjal di
benak, terus maluu banget karena ternyata ujian buat saya belum ada apa-apanya
dibandingkan rakyat Gaza, tapi saya masih saja sering ngeluh... *mohon
dimaklumi ya reader :D
Ketika
merujuk pada satu kata yaitu “GAZA”, siapapun akan tergugah hatinya untuk rela
memberikan apa yang sedang dibutuhkan rakyat Gaza, tentunya sesuai kemampuan
masing-masing baik yang menyumbang dana, tenaga ataupun hanya serangkaian doa.
Sah-sah saja. Dan yang terpenting, cermin dari Gaza, jangan hanya menjadikan
konflik Gaza sebagai hiasan tanpa makna tetapi harus juga mengambil manfaatnya.
Sejatinya, cermin dari setiap peristiwa yang hadir adalah peringatan dari Sang
Pencipta agar langkah tak salah arah dan selalu menuai berkah hingga sampai
pada tujuan yang hakiki.
*Tulisan ini dibuat untuk mengikuti kurikulum KOMBUN 1 (Periode 1 Bulan Agustus 2014)
Apa itu KOMBUN? Kombun adalah Komunitas Blogger UNJ, tempat bergabungnya para blogger untuk menginspirasi dan bermanfaat melalui tulisannya via blog :) Mari Bergabung :)
No comments:
Post a Comment