Ketika kudapati segala usaha ku belum mencapai tujuan, sejatuh-jatuhnya pun kau sanggup membuatku bangkit kembali.
“Seberapa seringkah?” Tanyaku yang seringkali melupakanmu.
“Tidak terhitung.” Bisikmu.
Kemudian, kau meninggalkan sebuah pesan untukku.
Menyadari hal itu akupun segera membuka catatanku, lalu ku tulis catatan singkat untuk diriku.
Antara diri dan nurani seperti pelengkap yang menyatu. Akuilah bahwa diri seringkali jatuh terbentur kerasnya dunia. Kala itu, nurani hadir layaknya perantara Ilahi sebagai bukti kasih sayangnya hingga detik ini. Saat kau pejamkan matamu, kau akan temui seberkas cahaya yang berbisik mesra : “Allah masih sayang padamu !”
Jadi, tetap bertahan dan jangan pernah menyerah diriku.
Turuti nuranimu, kamu pun bisa berbisik mesra sepertinya.
Berbisiklah pada subuh yang anggun agar menerima setiap doa dan harapanmu.
Rawamangun, 08 Maret 2016,
-I think, i have to improve the intention-
4 comments:
bagus banget kata-katanya :)
Kalimatnya bagus, saya suka.... Bisa jadi penyemangat hidup, terimakasih
bisikan pada subuh yang anggun -> tahajud
Hooh bener. Menjalani hidup itu harus penuh sabar. Eh tapi ini blognya belum di update2 yak.. Update dong. Ntar gue sering2 main ke sini :D
Post a Comment