- Oleh : Liyan Fury -
Aku belajar tegar dari untaian air mata yang mengalir di
pipimu. Tegar, bukanlah semata soal seberapa pintar kita menyembunyikan
rasa, namun saat kita mampu menghapus
setiap tetes embun yang jatuh di sudut mata dengan sebuah keyakinan di jiwa.. Bismillaahi
tawakaltu ‘alallaahi… laa haula walaa quwwata illaa billaah..
Aku belajar kuat dari caramu berlari terseok-seok mengejar asa yang tertinggal. Kuat, bukanlah semata soal seberapa tahan kaki kita berdiri tanpa pernah terjatuh, namun saat kita mampu kembali bangkit dengan sebuah keyakinan di jiwa.. Bismillaahi tawakaltu ‘alallaahi… laa haula walaa quwwata illaa billaah..
Aku belajar kuat dari caramu berlari terseok-seok mengejar asa yang tertinggal. Kuat, bukanlah semata soal seberapa tahan kaki kita berdiri tanpa pernah terjatuh, namun saat kita mampu kembali bangkit dengan sebuah keyakinan di jiwa.. Bismillaahi tawakaltu ‘alallaahi… laa haula walaa quwwata illaa billaah..
Aku belajar sabar dari setiap sengatan rasa sakit dan lelahmu kala mendaki melewati titian waktu yang tersisa, bahwa jatuh bangun adalah irama yang biasa mengiringi symfoni sebuah perjalanan… ia hanyalah ritme siklus sebuah proses, dan saat kita tetap terus meniti proses hingga titian yang terakhir… saat itulah kita tahu apakah kita telah bersabar untuk mendapatkan maghfirohNya.
Aku.. belajar tumbuh bersamamu dalam rinai hujan…
Sungguh-sungguh belajar… tentang menumbuhkan Cinta Tanpa Syarat.
*Teruntuk Ibu-Bapakku :")
No comments:
Post a Comment